Kamis, 26 Agustus 2010

Ariel & Luna Bertemu Cut Tari di Mabes Polri

Setelah mempertemukan Ariel dengan Cut Tari, kemudian mempertemukan Ariel dengan Luna Maya, penyidik kemudian mempertemukan mempertemukan ketiga tersangka tersebut.

                    Ariel, Luna, dan Cut Tari (foto: dok okezone.com)
Ariel, Luna, dan Cut Tari (foto: dok okezone.com)
JAKARTA- Setelah mempertemukan Ariel dengan Cut Tari , kemudian mempertemukan Ariel dengan Luna Maya , penyidik kemudian mempertemukan mempertemukan ketiga tersangka tersebut.
Hal itu dibenarkan Kabid Penum Mabes Polri Kombes Polisi Marwoto Soeto saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (26/8/2010).
"Kemungkinan iya. Karena masing-masing kan punya peran beda," jelasnya.
Marwoto juga mengungkapkan berkas Ariel sudah dilengkapi penyidik. Rencananya, berkas tersebut akan dikembalikan ke Kejaksaan Jumat besok. "Mudah-mudahan tidak dikembalikan lagi dan bisa langsung P21," terangnya.
Mengenai lokasi persidangan Ariel, Marwoto mengaku belum mengetahuinya. Kepolisian masih perlu mengordinasikannya dengan Kejaksaan Agung, dengan memperhatikan beberapa faktor.
"Antara ain, TKP (tempat kejadian perkara). Kalau yang mengaku (Tari) bilang lupa kejadiannya di mana. Tapi, kalau di A kan enggak mengakui," jelasnya.

Ariel & Luna Bertemu Cut Tari di Mabes Polri

Setelah mempertemukan Ariel dengan Cut Tari, kemudian mempertemukan Ariel dengan Luna Maya, penyidik kemudian mempertemukan mempertemukan ketiga tersangka tersebut.

                    Ariel, Luna, dan Cut Tari (foto: dok okezone.com)
Ariel, Luna, dan Cut Tari (foto: dok okezone.com)
JAKARTA- Setelah mempertemukan Ariel dengan Cut Tari , kemudian mempertemukan Ariel dengan Luna Maya , penyidik kemudian mempertemukan mempertemukan ketiga tersangka tersebut.
Hal itu dibenarkan Kabid Penum Mabes Polri Kombes Polisi Marwoto Soeto saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (26/8/2010).
"Kemungkinan iya. Karena masing-masing kan punya peran beda," jelasnya.
Marwoto juga mengungkapkan berkas Ariel sudah dilengkapi penyidik. Rencananya, berkas tersebut akan dikembalikan ke Kejaksaan Jumat besok. "Mudah-mudahan tidak dikembalikan lagi dan bisa langsung P21," terangnya.
Mengenai lokasi persidangan Ariel, Marwoto mengaku belum mengetahuinya. Kepolisian masih perlu mengordinasikannya dengan Kejaksaan Agung, dengan memperhatikan beberapa faktor.
"Antara ain, TKP (tempat kejadian perkara). Kalau yang mengaku (Tari) bilang lupa kejadiannya di mana. Tapi, kalau di A kan enggak mengakui," jelasnya.

Selasa, 24 Agustus 2010

Karena Keterbatasan, Gugun Gondrong Serahkan Hak Asuh Anaknya

Permohonan cerai Anna Marissa terhadap suaminya, Gugun Gondrong masih dalam proses persidangan. Kuasa hukum Gugun Gondrong, Dewi Heri Sulistiawan, S.H., mengungkapkan selama ini masalah teknis pengasuhan anak kurang terbina dengan baik karena tinggal bersama Anna.

                    Gugun Gondrong-Anna Marissa|Foto: Galih W Satria CnR
Gugun Gondrong-Anna Marissa|Foto: Galih W Satria CnR
JAKARTA -CnR/OMG- Permohonan cerai Anna Marissa terhadap suaminya, Gugun Gondrong masih dalam proses persidangan. Kuasa hukum Gugun Gondrong, Dewi Heri Sulistiawan, S.H., mengungkapkan selama ini masalah teknis pengasuhan anak kurang terbina dengan baik karena tinggal bersama Anna.
Dalam hal ini, Heri menjelaskan agar jangan sampai anaknya lupa siapa bapaknya. "Sudah beberapa bulan anaknya tidak berkunjung, terakhir itu bulan Januari berkunjung ke rumah Gugun. Anak dari Gugun ini kan cucu pertama, secara psikologis kan bisa diketahui dari seorang kakek dan nenek yang memiliki cucu tapi lama tidak bertemu," ujar Heri ketika ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa (24/8/2010).
Heri berharap, Gugun bisa bertemu anaknya. Secara psikologis, anak memang jangan dijauhkan dari keluarga Gugun. "Sudah 4 - 5 bulan Gugun tidak bertemu dengan anaknya, jarang bertemu maksudnya begini, anaknya tidak pernah dibawa ke rumah Gugun di buncit, terakhir itu pas ulang tahun Gugun lima bulan lalu," terang Heri.
Dalam kesempatan itu, Heri juga menjelaskan kenapa Gugun menyerahkan hak asuh kepada Anna Marissa karena menurutnya fakta menyatakan bahwa Gugun dalam keadaan sakit. Dengan keterbatasan itu ia sadar dan menyerahkan hak asuh anak pada Anna. (Fiyan).

Karena Keterbatasan, Gugun Gondrong Serahkan Hak Asuh Anaknya

Permohonan cerai Anna Marissa terhadap suaminya, Gugun Gondrong masih dalam proses persidangan. Kuasa hukum Gugun Gondrong, Dewi Heri Sulistiawan, S.H., mengungkapkan selama ini masalah teknis pengasuhan anak kurang terbina dengan baik karena tinggal bersama Anna.

                    Gugun Gondrong-Anna Marissa|Foto: Galih W Satria CnR
Gugun Gondrong-Anna Marissa|Foto: Galih W Satria CnR
JAKARTA -CnR/OMG- Permohonan cerai Anna Marissa terhadap suaminya, Gugun Gondrong masih dalam proses persidangan. Kuasa hukum Gugun Gondrong, Dewi Heri Sulistiawan, S.H., mengungkapkan selama ini masalah teknis pengasuhan anak kurang terbina dengan baik karena tinggal bersama Anna.
Dalam hal ini, Heri menjelaskan agar jangan sampai anaknya lupa siapa bapaknya. "Sudah beberapa bulan anaknya tidak berkunjung, terakhir itu bulan Januari berkunjung ke rumah Gugun. Anak dari Gugun ini kan cucu pertama, secara psikologis kan bisa diketahui dari seorang kakek dan nenek yang memiliki cucu tapi lama tidak bertemu," ujar Heri ketika ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa (24/8/2010).
Heri berharap, Gugun bisa bertemu anaknya. Secara psikologis, anak memang jangan dijauhkan dari keluarga Gugun. "Sudah 4 - 5 bulan Gugun tidak bertemu dengan anaknya, jarang bertemu maksudnya begini, anaknya tidak pernah dibawa ke rumah Gugun di buncit, terakhir itu pas ulang tahun Gugun lima bulan lalu," terang Heri.
Dalam kesempatan itu, Heri juga menjelaskan kenapa Gugun menyerahkan hak asuh kepada Anna Marissa karena menurutnya fakta menyatakan bahwa Gugun dalam keadaan sakit. Dengan keterbatasan itu ia sadar dan menyerahkan hak asuh anak pada Anna. (Fiyan).

Cegah Syuting, Primus Bikin Jihan Hamil Terus

Rumah tangga Primus Yustisio dan Jihan Fahira nampak selalu bahagia dan harmonis. Bahkan sekarang Jihan tampak berbadan dua lagi.

                    Primus YustisioFoto: Adit
Primus Yustisio Foto: Adit
Rumah tangga Primus Yustisio dan Jihan Fahira nampak selalu bahagia dan harmonis. Bahkan sekarang Jihan tampak berbadan dua lagi.
Rupanya, bintang sinetron cantik ini memang tengah hamil enam bulan. Dan diakui oleh Primus, dia memang membuat sang istri selalu hamil agar tidak bisa syuting.
"Saya memang memprogram dia supaya hamil terus bisa stop syuting, haha," kelakar anggota Dewan ini. "Tapi ternyata enggak tuh, kecolongan. Orang dianya juga tetap syuting. Hamilnya juga nggak kelihatan."
Namun rupanya Jihan juga tidak keberatan jika dirinya 'dihamili' oleh sang suami. Satu hal yang mengganggu, Jihan merasa sulit menguruskan badan lagi.
"Ya ini rezeki. Dia sih cuma bilang satu hal, hamilnya nggak apa-apa, tapi pokoknya nggak enaknya cuma pas ngurusin badan setelah melahirkan," tambah Primus.
Dan di kehamilan Jihan yang ketiga ini ternyata dirinya tidak ngidam. Malah Primus yang punya nafsu makan besar.
"Nggah ah, kayaknya tahun ini justru saya yang maemnya banyak," pungkas Primus. (kpl/adt/npy)

Cegah Syuting, Primus Bikin Jihan Hamil Terus

Rumah tangga Primus Yustisio dan Jihan Fahira nampak selalu bahagia dan harmonis. Bahkan sekarang Jihan tampak berbadan dua lagi.

                    Primus YustisioFoto: Adit
Primus Yustisio Foto: Adit
Rumah tangga Primus Yustisio dan Jihan Fahira nampak selalu bahagia dan harmonis. Bahkan sekarang Jihan tampak berbadan dua lagi.
Rupanya, bintang sinetron cantik ini memang tengah hamil enam bulan. Dan diakui oleh Primus, dia memang membuat sang istri selalu hamil agar tidak bisa syuting.
"Saya memang memprogram dia supaya hamil terus bisa stop syuting, haha," kelakar anggota Dewan ini. "Tapi ternyata enggak tuh, kecolongan. Orang dianya juga tetap syuting. Hamilnya juga nggak kelihatan."
Namun rupanya Jihan juga tidak keberatan jika dirinya 'dihamili' oleh sang suami. Satu hal yang mengganggu, Jihan merasa sulit menguruskan badan lagi.
"Ya ini rezeki. Dia sih cuma bilang satu hal, hamilnya nggak apa-apa, tapi pokoknya nggak enaknya cuma pas ngurusin badan setelah melahirkan," tambah Primus.
Dan di kehamilan Jihan yang ketiga ini ternyata dirinya tidak ngidam. Malah Primus yang punya nafsu makan besar.
"Nggah ah, kayaknya tahun ini justru saya yang maemnya banyak," pungkas Primus. (kpl/adt/npy)

Bertrand Antolin Lebih Nyaman Pakai Aksesoris

Bagi pesinetron Bertrand Antolin, aksesoris yang terdapat di badannya bisa menambah kepercayaan dirinya. Sudah 10 tahun ini Bertrand mengenakan aksesoris seperti kalung, gelang dan cincin. Dari sekian banyak koleksi aksesoris yang dikenakan Bertrand, di antaranya ada beberapa yang dianggap unik oleh dirinya.

                    Bertrand AntolinFoto: Hendra Gunawan
Bertrand Antolin Foto: Hendra Gunawan
Bagi pesinetron Bertrand Antolin, aksesoris yang terdapat di badannya bisa menambah kepercayaan dirinya. Sudah 10 tahun ini Bertrand mengenakan aksesoris seperti kalung, gelang dan cincin. Dari sekian banyak koleksi aksesoris yang dikenakan Bertrand, di antaranya ada beberapa yang dianggap unik oleh dirinya.
"Ini kalung salib yang melambangkan Yesus. Ada sedikit yang unik di kalung ini, karena dari sejenis batu alam, jadi harus dijemur setiap seminggu sekali selama 4 jam," tuturnya saat menghadiri acara buka puasa bersama artis-artis MD Entertainment di Kantor MD Entertainment di Jl. Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Minggu (23/8).
Meski suka dengan aksesoris bahkan ada yang harus ada perawatan khusus, Bertrand tak pernah merawat sendiri seluruh aksesoris yang dia miliki, melainkan asistennya yang mengerjakan semuanya. Tapi untuk penyimpanan aksesoris tersebut, artis yang pernah digosipkan penyuka sesama jenis ini selalu menyimpannya di lemari khusus.
"Untuk perawatan yang ngurus semua staf, ada asisten gue. Kalau di rumah di taruh di lemari. Jadi kalau di rumah itu ada lemari yang dipakai untuk simpan baju, jas, aksesoris, Semua disimpan masing-masing," tutupnya. (kpl/hen/bun)

Bertrand Antolin Lebih Nyaman Pakai Aksesoris

Bagi pesinetron Bertrand Antolin, aksesoris yang terdapat di badannya bisa menambah kepercayaan dirinya. Sudah 10 tahun ini Bertrand mengenakan aksesoris seperti kalung, gelang dan cincin. Dari sekian banyak koleksi aksesoris yang dikenakan Bertrand, di antaranya ada beberapa yang dianggap unik oleh dirinya.

                    Bertrand AntolinFoto: Hendra Gunawan
Bertrand Antolin Foto: Hendra Gunawan
Bagi pesinetron Bertrand Antolin, aksesoris yang terdapat di badannya bisa menambah kepercayaan dirinya. Sudah 10 tahun ini Bertrand mengenakan aksesoris seperti kalung, gelang dan cincin. Dari sekian banyak koleksi aksesoris yang dikenakan Bertrand, di antaranya ada beberapa yang dianggap unik oleh dirinya.
"Ini kalung salib yang melambangkan Yesus. Ada sedikit yang unik di kalung ini, karena dari sejenis batu alam, jadi harus dijemur setiap seminggu sekali selama 4 jam," tuturnya saat menghadiri acara buka puasa bersama artis-artis MD Entertainment di Kantor MD Entertainment di Jl. Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Minggu (23/8).
Meski suka dengan aksesoris bahkan ada yang harus ada perawatan khusus, Bertrand tak pernah merawat sendiri seluruh aksesoris yang dia miliki, melainkan asistennya yang mengerjakan semuanya. Tapi untuk penyimpanan aksesoris tersebut, artis yang pernah digosipkan penyuka sesama jenis ini selalu menyimpannya di lemari khusus.
"Untuk perawatan yang ngurus semua staf, ada asisten gue. Kalau di rumah di taruh di lemari. Jadi kalau di rumah itu ada lemari yang dipakai untuk simpan baju, jas, aksesoris, Semua disimpan masing-masing," tutupnya. (kpl/hen/bun)

Slamet Rahardjo Prihatin Yogya Jadi 'Tumpangan' Syuting

Slamet Rahardjo berpendapat, syuting film yang dilakukan di Yogyakarta selama ini alur ceritanya tak berkaitan langsung dengan kota pelajar tersebut. Dengan kata lain bahwa Yogya hanya dijadikan sebagai 'tumpangan' untuk syuting belaka. Padahal seharusnya bisa diproduksi film yang menonjolkan Yogyakarta.

                    Slamet Rahardjo
Slamet Rahardjo
Slamet Rahardjo berpendapat, syuting film yang dilakukan di Yogyakarta selama ini alur ceritanya tak berkaitan langsung dengan kota pelajar tersebut. Dengan kata lain bahwa Yogya hanya dijadikan sebagai 'tumpangan' untuk syuting belaka. Padahal seharusnya bisa diproduksi film yang menonjolkan Yogyakarta.
"Siapa yang menyangkal bahwa sebagian besar seniman nasional berasal dari Yogyakarta? Siapa yang menyangkal bahwa Yogyakarta memiliki peran besar dalam perfilman nasional? Namun sayangnya tidak banyak film yang benar-benar mengangkat Yogyakarta," kata aktor dan sutradara kawakan film nasional itu di Yogyakarta, Selasa (24/8).
Ia mengatakan belakangan ini Yogyakarta sekadar menjadi lokasi syuting film televisi (FTV) yang tema ceritanya terkadang tidak ada kaitannya dengan kota ini.
"Di FTV, Yogyakarta hanya menjadi tempat mampir pengambilan gambar, tetapi substansi yang diangkat FTV tersebut sama sekali tidak mencerminkan Yogyakarta," katanya.
Menurut dia, FTV tersebut sebenarnya merupakan penghinaan bagi masyarakat Yogyakarta karena mereka memanfaatkan kota ini, datang tanpa 'kulo nuwun', tanpa mengetahui bagaimana sejatinya jalan pikiran masyarakat Yogyakarta.
"Biaya pembuatan film memang cukup besar sehingga dibutuhkan pihak yang memang peduli dan berkomitmen tinggi terhadap dunia perfilman khususnya di Yogyakarta," katanya.
Slamet mengatakan, di Yogyakarta tidak ada orang yang mau mengeluarkan uang untuk membuat film, padahal banyak sisi Yogyakarta yang dapat diangkat ke dalam film.
"Yogyakarta harus mendirikan sebuah komunitas film yang bisa dipandang oleh masyarakat kota ini, bahkan di tingkat nasional," katanya.
Ia mengatakan hanya ada beberapa film yang mampu menerjemahkan jalan pikiran sejati masyarakat Yogyakarta ke dalam layar lebar.
"Seingat saya hanya ada film 6 JAM DI JOGJA karya Usmar Ismail dan NOVEMBER 28 karya Teguh Karya yang benar-benar mampu menerjemahkan Yogyakarta secara utuh ke dalam sebuah film," katanya. (ant/bun)

Slamet Rahardjo Prihatin Yogya Jadi 'Tumpangan' Syuting

Slamet Rahardjo berpendapat, syuting film yang dilakukan di Yogyakarta selama ini alur ceritanya tak berkaitan langsung dengan kota pelajar tersebut. Dengan kata lain bahwa Yogya hanya dijadikan sebagai 'tumpangan' untuk syuting belaka. Padahal seharusnya bisa diproduksi film yang menonjolkan Yogyakarta.

                    Slamet Rahardjo
Slamet Rahardjo
Slamet Rahardjo berpendapat, syuting film yang dilakukan di Yogyakarta selama ini alur ceritanya tak berkaitan langsung dengan kota pelajar tersebut. Dengan kata lain bahwa Yogya hanya dijadikan sebagai 'tumpangan' untuk syuting belaka. Padahal seharusnya bisa diproduksi film yang menonjolkan Yogyakarta.
"Siapa yang menyangkal bahwa sebagian besar seniman nasional berasal dari Yogyakarta? Siapa yang menyangkal bahwa Yogyakarta memiliki peran besar dalam perfilman nasional? Namun sayangnya tidak banyak film yang benar-benar mengangkat Yogyakarta," kata aktor dan sutradara kawakan film nasional itu di Yogyakarta, Selasa (24/8).
Ia mengatakan belakangan ini Yogyakarta sekadar menjadi lokasi syuting film televisi (FTV) yang tema ceritanya terkadang tidak ada kaitannya dengan kota ini.
"Di FTV, Yogyakarta hanya menjadi tempat mampir pengambilan gambar, tetapi substansi yang diangkat FTV tersebut sama sekali tidak mencerminkan Yogyakarta," katanya.
Menurut dia, FTV tersebut sebenarnya merupakan penghinaan bagi masyarakat Yogyakarta karena mereka memanfaatkan kota ini, datang tanpa 'kulo nuwun', tanpa mengetahui bagaimana sejatinya jalan pikiran masyarakat Yogyakarta.
"Biaya pembuatan film memang cukup besar sehingga dibutuhkan pihak yang memang peduli dan berkomitmen tinggi terhadap dunia perfilman khususnya di Yogyakarta," katanya.
Slamet mengatakan, di Yogyakarta tidak ada orang yang mau mengeluarkan uang untuk membuat film, padahal banyak sisi Yogyakarta yang dapat diangkat ke dalam film.
"Yogyakarta harus mendirikan sebuah komunitas film yang bisa dipandang oleh masyarakat kota ini, bahkan di tingkat nasional," katanya.
Ia mengatakan hanya ada beberapa film yang mampu menerjemahkan jalan pikiran sejati masyarakat Yogyakarta ke dalam layar lebar.
"Seingat saya hanya ada film 6 JAM DI JOGJA karya Usmar Ismail dan NOVEMBER 28 karya Teguh Karya yang benar-benar mampu menerjemahkan Yogyakarta secara utuh ke dalam sebuah film," katanya. (ant/bun)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review